10 Kiat Betah Merantau dan Sukses di Negeri Orang

kiat betah merantau

Dibandingkan dengan adik-adik saya, hanya saya sendiri yang kuliahnya di kota kami, sementara adik-adik saya justru merantau ke provinsi lain.  Tapi bukan berarti saya tidak ada niat merantau, saya masih memelihara niat untuk menjadi orang besar di perantauan. Nah, barangkali sebagian besar perantau memiliki mimpi yang sama. Oleh karena itu, saya ingin berbagi kiat betah merantau, terutama bagi kamu yang hari ini tengah rindu kampung halaman.

Sebenarnya, meskipun kuliah di kota provinsi kami, saya juga merantau. Ya, walaupun tidak jauh, yang jelas saya sudah pindah dari kabupaten dan merantau untuk kuliah ke kota. Apakah itu bisa disebut sebagai merantau?

Apapun itu, saya tidak ingin menghabiskan waktu pembaca, berikut beberapa kiat agar betah di rantau yang agaknya bisa membantumu yang sedang berjuang dan jauh dari keluarga.

Kiat Betah Merantau, Aman dan Nyaman di Negeri Orang

Pasang niat yang lurus

Segala kegiatan itu tergantung dengan niat, betul? Sebelum membahas kiat betah merantau yang lainnya rasanya kurang afdol kalau niat tidak diletakkan pada poin pertama. Ketika di tanah rantau, niat yang benar itu sangat menentukan. Kenapa demikian? Itu karena di tanah rantau banyak godaan. Banyak hal yang bisa mengalihkan tujuan kita dalam merantau, dan itu juga bisa menghambat kita mendapatkan kesuksesan.

Pelajari dan sesuaikan diri dengan budaya sekitar

Hal yang tidak kalah penting ketika berada di negeri orang adalah menyesuaikan diri kita dengan budaya setempat. Ini penting karena setiap daerah punya budaya masing-masing, bahasa lainnya kearifan lokal yang harus dihormati. Kamu bisa mempelajari budaya ini dan beradaptasi dengannya. Ambil lah hal-hal yang menurutmu baik dan hindari hal yang menurutmu jelek. Karena bagaimanapun tidak semua budaya bisa membantu kita dalam mencapai tujuan atau kesuksesan.

Cari teman baru dan aktif bersosialisasi

Ketika merantau, teman di kampung kita tinggalkan. Di tanah rantau kita masih lah orang baru, tapi jangan berdiam diri tanpa bersosialisasi. Carilah teman-teman baru di tempatmu merantau itu. Pastikan kamu mencari teman-teman yang baik, yang ada baik di saat suka maupun duka. Sebab teman yang baik akan mau membantumu untuk mencapai kesuksesan yang kamu impikan. Oh ya, jika ada organisasi atau komunitas yang sekiranya baik, jangan lupa ikuti. Terutama ikatan daerah yang ada di tempatmu merantau. Itu adalah tempat di mana kamu bisa menemukan teman sesama perantau lainnya.

Cari tahu apakah ada keluarga dekat atau jauh di perantauan itu

Kiat atau tips betah di tanah rantau lainnya adalah dengan mencari informasi apakah kamu memiliki keluarga di tempat itu. Tanyalah pada keluargamu, tidak harus keluarga dekat, selagi masih ada hubungan kamu bisa menjalin kembali tali silaturahmi. Selain itu, jika kamu pandai, keluarga di perantauan itu bisa menjadi sangat dekat dan mau membantumu selagi jauh dari sanak saudara.

Cari orang tua angkat juga baik dilakukan

Salah satu nasehat yang biasa diberikan kepada seseorang yang akan merantau, terutama anak muda, adalah mencari orang tua angkat di perantauan. Orang tua angkat memang bukan keluarga kita yang sebenarnya, tapi jika kita pandai mendekatkan diri dengan mereka, mereka akan menjadi keluarga yang bisa menjaga kita.

Tekan gengsimu terutama agar dapat berhemat

Kebanyakan perantau kesusahan hidup di negeri orang karena menjalani gaya hidup yang salah. Mereka terbawa gengsi masyarakat perkotaan. Akhirnya uang yang berhasil dikumpulkan habis tiada guna. Ketika kamu menjadi seorang perantau, tekanlah gengsimu. Seseorang tidak dihargai karena gaya hidupnya yang glamor dan suka melakukan sesuatu yang tiada manfaatnya baginya.

Jalin komunikasi yang intensif dengan keluarga di kampung, jangan lupa minta doa

Kiat betah merantau lainnya adalah tetap menjalin komunikasi dengan keluarga. Tidak hanya dirimu, keluargamu juga menahan rindu. Keluargamu bahkan segan untuk mulai menghubungi karena takut mengganggu kesibukanmu. Oleh karena itu, hendaklah kamu yang mulai menghubungi orang tua dan keluarga besarmu duluan. Sempatkanlah meminta doa ketika kamu berkomunikasi dengan mereka.

Berkontribusi di lingkungan tempat kamu tinggal

Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Setidaknya begitulah kata pepatah. Artinya, kamu perlu berkontribusi dan memberikan manfaat di manapun kamu berada. Berkontribusi di lingkungan kamu tinggal dapat membuat warga sekitar menyadari keberadaanmu dan segan terhadapmu. Kontribusi ini banyak, seperti mengajar mengaji, ikut gotong-royong dan sebagainya.

Temukan ide sebagai usaha tambahan

Sedapat mungkin usahakan untuk mencari ide usaha tambahan. Jika kamu adalah mahasiswa perantau, carilah usaha sampingan bagi mahasiswa yang bisa menambah isi kantongmu. Ini akan bermanfaat, untuk mengantisipasi kiriman atau beasiswa yang datang telat. Jika kamu adalah pekerja, kamu juga bisa mencari usaha sampingan yang bisa menambah uang tabunganmu.

Baca juga : 7 Tips Agar Tidak Grogi Tampil di Depan Umum

Perbanyaklah sabar dan jadilah pribadi yang bersahaja

Kiat betah merantau terakhir adalah memperbanyak sabar. Merantau itu bukan pekerjaan yang mudah. Banyak orang yang awalnya merantau tapi kemudian balik ke kampungnya lagi karena merasa tidak betah dan tidak mampu bersabar. Ingatlah bahwa perginya kamu ke tanah rantau bukan untuk bersenang-senang, melainkan untuk menggapai mimpi dan memperoleh penghidupan yang lebih layak. Selain itu, jadilah pribadi yang bersahaja, sebab dengan begitu kamu bisa sabar dengan segala kesulitanmu.

Nah, 10 kiat betah merantau tadi nyatanya hanyalah sebagian dari kiat atau tips yang bisa kamu lakukan. Dunia rantau itu tidak sesederhana apa yang bisa saya tuliskan, tapi paling tidak beberapa tips agar betah di rantau di atas bisa kamu aplikasikan. Semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat. Dan, semoga kamu bisa mendapatkan apa yang kamu cita-citakan.[]

25 pemikiran pada “10 Kiat Betah Merantau dan Sukses di Negeri Orang”

  1. Bener juga, ya. Jadi inget kakak Ipar yang merantau terus punya orangtua angkat. Pas udah balik lagi ke kampung halaman. Hubungan sama orangtua angkat masih tetap langgeng. Bahkan, saat terakhir beliau masih minta ditungguin sama kakak. Jadi bener2 kaya keluarga

    Balas
  2. Ada dua lagi yang bisa diterapkan, Mas. (1)Tahan diri (2)main aman.

    maksudnya, karena di area baru, jangan sampai kita melukai orang-orang sekitar karena kita melakukan sesuatu yang kita sukai tetapi tidak diterima oleh orang sekitar.

    Balas
  3. Sehabis kuliah, aku pernah sekitar setahun lah keluar dari Medan Uda..
    Tapi gak lama pulang lagi karena mau menikah. Haha, tapi merantau memang seru .
    Banyak pelajaran yang dapat dipetik. Harus menjunjung tinggi adat istiadat setempat.

    Setelah menikah, kepengen merantau tapi suami gak mau, hahaha

    Balas
  4. Niat yang lurus dan tekan gengsi buat berhemat itu benar-benar kamus anak rantau. Kalau ndak, pudur nanti kita di nagari urang yooo uda. Amak apak di kampung pun ibo hati awak, mangiriman pitih taruih.

    Balas
  5. Aku malah masa kecil ikut kemana-mana nih ortu merantau. Rapor SD aja ada 4. Kami 5 bersaudara, hanya 2 adik yg kota kelahiran sama. Yg lain beda². Wkwkwk…Kuliah aku di Bandung, ortu di Jkt, keitung merantau juga yah. Betah aja sih dulu. Mungkin krn dekat yah Jkt-Bandung. Keuntungannya pernah merantau sih jadi irit…

    Balas
  6. Sama kak aku merantau paling jauh ya dari kabupaten ke kota provinsi 😁 Jujur kangen jadi anak rantau. Ingat bgt antusiasnya aku dan teman sekamar packing buat mudik. Sayang niat merantauku dulu kurang kuat.

    Balas
  7. Saya kalau di perantauan malah menghindari ketemu saudara, baik dekat atau jauh. Males aja, ntar ada apa-apa terus dijadiin bahan cerita pada ortu/sodara-sodara di daerah asal

    Balas
  8. Kalau sudah pindah dari kabupaten ke kota namanya juga merantau..yang penting niatan untuk suksesnya sama. Saya juga merantau dari Kediri ke Bali untuk kuliah tahun 1994, dan itu awalnya bikin galau parah..karena lingkungannya sungguh berbeda. Tapi balik lagi kalau kita mau menjalani dengan semangat seperti tips yang disebutkan di atas, bisa terlampaui semua:)

    Balas
  9. Saya juga perantau nih. Jarak rumah orang tua ke kota tempat saya kuliah bekerja dan kemudian berkeluarga kira-kira 30 menit maksimal 1 jam. Saya pun biasa bermotor aja dari rumah ke kost (dulu) tapi ini lintas kabupaten. Melintasi 3 wilayah kabupaten yang berbeda . Rumah boyolali,.melewati karanganyar, sukoharjo, baru masuk kodya surakarta. Dekat tapi jauuuh, hehe

    Balas
  10. Saya pernah 4 tahun merantau ke ibukota. Segala hal serba ada di sana. Untung saja duit pas-pasan, jadi ga tergoda beli macam2. Memang benar,cari keluarga atau tetangga rasa keluarga di rantauan. Insya Allah aman.

    Balas
  11. Sepakat..menjadi perantauan dan hidup diperantauan tidak mudah… menata hati, komunikasi dan berkontribusi serta berinteraksi dengan sekitar diperlukan… TFS kak… semangat merantau ya

    Balas
  12. Duluu zaman kuliah, juga betah banget merantau haha. malah lebih suka di kota merantau dari pada kampung halaman. soalnya kampung halamannya ibukota, semerawut hihi. yes setuju banget dengan 10 kiat diatas, merantau bikin mandiri!

    Balas
  13. Wah setelah diitung2 ternyata aku dah Rantau selama… Emmmmm 10 tahun. Wmwkkw

    Semua point aku setuju kecuali yg cari ortu angkatm dasarnya aku pengen bebas mandiri sih.. Tinggal sama bude kaka dri bapak aja ga nyaman aku nyaa.. Ihihi

    Balas
  14. nah ini dia, tips nya berguna banget nih buat para millenial maupun newly wed yg jadi merantau after menikah karena ikut suami. Pengalaman aku karena proses pindah-pindah rumah dimulai dari aku masih SD dari Ternate hingga sekarang di Tangerang, memang jiwa struggle dan ga manja itu sih penting

    Balas
  15. Saya sejak kuliah sudah merantau, awalnya gak sanggup, tapi krn niat yg bulat ingin sukses akhirnya saya telan apapun itu, manis dan pahitnya saat di perantauan. Bismillah aja

    Balas

Tinggalkan komentar