Kamu boleh mengaku sebagai seorang aktivis kampus. Katakanlah kamu adalah seorang mahasiswa “super” yang bisa melakukan sesuatu dalam satu waktu. Seorang yang multitalenta. Kamu punya banyak teman, kenalan, relasi dan segala macamnya, tapi kebesaranmu hari ini bisa saja membuatmu justru menjadi orang yang kecil. Kehebatanmu hari ini bisa membuatmu tergelincir pada kesombongan. Karena tanpa kita sadari, terkadang status kita sebagai aktivis mahasiswa membuat kita lupa bahwa ada beberapa hal yang harus kita renungkan.
Berikut ini adalah 12 poin yang semestinya kita renungi bersama, terlepas dari seberapa hebat anda di kampus atau di luar kampus masing-masing, sebab pada dasarnya setiap mahasiswa mempunyai tanggung jawab yang sama.
Renungan Bagi Aktivis Mahasiswa
Boleh berorganisasi, tapi kuliah tetap yang utama
Hal pertama yang paling penting untuk kamu renungkan adalah tetap menempatkan kuliah di prioritas utama, lebih utama daripada kesibukanmu sebagai aktivis kampus hari ini. Sebab, bagaimanapun amanah yang kamu emban ke kampus adalah untuk menyelesaikan pendidikan, bukan untuk mengikuti semua kegiatan. Kamu boleh aktif di manapun, tapi ketika kamu dihadapkan pada pilihan antara kuliah dengan organisasi,…
…pilih mana?
Ya, kuliah dong!
Jangan sampai kesibukan buatmu jadi anak durhaka
Hebat banget bisa sibuk di manapun. Jadi orang penting yang diundang kemana-mana. Tapi karena saking sibuknya sampai lupa sama orang tua. Tidak ingat lagi entah kapan terakhir kali nelpon. Bahkan untuk menanyakan atau memberi kabar.
Kesibukanmu sebagai aktivis kampus hari ini, janganlah sampai membuatmu melupakan orang-orang berharga dalam kehidupanmu. Apalagi hingga membuatmu menjadi “anak hilang” yang tidak tahu ke mana rimbanya.
Jangan jadikan organisasi sebagai kambing hitam
Kamu adalah orang yang sibuk. Super sibuk malah. Saking sibuknya sampai keteteran untuk mengelola waktu. Alhasil banyak pekerjaan lain yang terzalimi akibat pekerjaan yang satu: kesibukanmu menjadi aktivis kampus itu.
Dan, malang dikata, nilai akademismu anjlok. Lalu kamu menyalahkan kesibukanmu menjadi aktivis. Menyalahkan amanah yang kamu emban.
Hei, sadarlah, tak semestinya hal itu menjadi kambing hitam. Orang yang bijak adalah orang yang bisa melakukan intropeksi pada dirinya sendiri.
Berniat jadi bermanfaat bagi masyarakat
Boleh jadi di kampus kamu adalah orang penting, tapi jika di masyarakat nantinya kamu hanya jadi seorang yang biasa-biasa saja. Kamu telah gagal! Masa kampus, masa menjadi mahasiswa, masa menjadi pelajar, hanyalah masa persiapan. Pertempuran sebenarnya adalah di dunia bermasyarakat.
Belajarlah untuk bisa berkontribusi dalam masyarakat mulai dari hari ini.
Jangan katakan apa yang tidak kamu lakukan!
Nyatanya banyak mahasiswa yang keras menantang korupsi tapi ia sendiri justru melakukannya. Ia masih nyontek saat ujian. Ia masih suka titip absen saat tidak masuk kelas. Bagaimana menurutmu yang seperti itu?
Ketika memutuskan untuk menjadi seorang aktivis kamu harus sadar, bahwa kamu hari ini adalah representasi kamu di masa depan. Bagaimana kita hari ini menentukan bagaimana kita di masa depan. Maka jadilah orang baik, dengan lebih dahulu memperbaiki diri sendiri sebelum mendorong orang lain untuk memperbaiki diri mereka pula.
Menjadi aktivis bukan sebuah pelarian
Satu hal yang perlu untuk kamu ingat saat memutuskan untuk berkarir sebagai aktivis kampus adalah jangan sampai pilihan itu adalah pilihan pelarian dari suatu hal lainnya. Sesuatu yang dilakukan dengan setengah hati adalah sesuatu yang tidak akan maksimal hasilnya.
Jangan jadi aktivis jika hanya ikut-ikutan
Senada dengan poin ke enam, jangan jadi aktivis kalau cuma untuk ikut-ikutan. Menjadi aktivis tidak sebercanda itu. Menjadi aktivis berarti berani meluangkan waktu untuk bekerja dan berpikir untuk kepenting publik serta menomorduakan kepentingan pribadi. Seyogyanya setiap aktivis memahami itu.
Latih soft skill saat menjadi aktivis
Ketika kamu telah menjadi seorang aktivis jangan pernah sia-siakan kesempatan itu. Kamu dapat meningkatkan soft skill mu selama kamu menjalaninya dengan sebaik mungkin. Soft skill inilah yang sangat diperlukan untuk bisa survive di dunia pasca kampus kelak.
Tetap santun meskipun sepenting apapun posisi kamu
Anda presiden mahasiswa? Anda ketua organisasi atau apapun itu bukanlah apa-apa. Posisi yang anda dapatkan sekarang adalah titipan, bukan sesuatu yang dapat anda pertahankan seumur hidup anda. Oleh karena itu, tetaplah menjadi seorang yang santun. Sebab kedudukan dunia punya limit waktu untuk menjadi sirna, tapi citra kita di mata dan hati orang lain akan bertahan lama.
Jadilah seorang yang idealis
Mahasiswa adalah sekelompok kaum intelektual yang memiliki idealisme yang akut. Dengan kata lain, mereka adalah orang-orang yang sangat idealis. Terlebih ketika mereka memutuskan untuk bergabung dalam organisasi baik intrakampus maupun ekstrakampus. Jika saja mereka kehilangan idealisme itu maka mereka sama saja dengan orang kebanyakan.
Jadilah idealis dan pertahankan idealisme itu.
Baca juga : Pengalaman Organisasi Itu Penting, Ini Lho Alasannya
Anda adalah seorang pelayan
Jangan berpikir ketika kamu memperoleh amanah tertentu di kampus kamu telah menjadi bos atau apa gitu. Sejatinya setiap pemimpin itu adalah pelayan. Pelayan yang memberikan yang terbaik bagi orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya. Oleh karena itu, setiap aktivis mahasiswa hendaknya mendahulukan kepentingan publik dibanding kepentingan pribadi adalah kelompoknya sendiri.
Lakukanlah semuanya dengan ikhlas agar menjadi pahala
Terakhir, jalanilah kesibukanmu sebagai aktivis hari ini dengan ikhlas dan niat semata untuk mendapat ridho-Nya. Sebab dengan begitu, tenaga dan keringat yang kamu keluarkan menjadi catatan tersendiri yang akan membantumu di kehidupan setelah dunia kelak.
Menjadi aktivis itu gak gampang. Tapi kesulitannya itu setara dengan apa yang mereka dapatkan setelah itu. Dan poin-poin di atas hendaknya menjadi renungan bagi kita (termasuk penulis) yang berstatus sebagai seorang aktivis (dulunya). Semoga menginspirasi dan bagikan pada yang lain agar pesan-pesan ini sampai dan menjadi kebaikan tersendiri.[]