Kadangkala menurut kita hidup ini tidaklah adil. Bagaimana tidak, kita dan orang lain barangkali sudah sama-sama berusaha keras (atau justru usaha kita jauh lebih keras) namun orang memetik buah usahanya, dan kita tidak. Kita dan orang lain barangkali sama-sama berangkat dari titik mula yang sama, namun ternyata dia lebih duluan finish sementara kita belum. Bukan, bukan karena larinya sama, namun mungkin karena rute mereka lebih singkat, dan kita lebih jauh.
Nyatanya, dalam keseharian kita kerap cemburu, cemburu pada apa-apa yang orang lain capai. Cemburu pada kebahagiaan orang. Beranggapan bahwa kehidupan orang lain tampak lebih bahagia sementara kita sengsara. Nah, sobat pelajar, manakala rasa itu mulai muncul di hatimu. Sembilan hal ini wajib untuk kamu lakukan agar kamu tidak menyesal kemudian.
Tips Jika Kita Cemburu dengan Pencapaian Orang Lain
Kenalilah rasa cemburu kita dan tekan ia untuk berada pada batas aman
Entah kenapa orang lain seakan mudah mencapai cita-citanya. Pergi exchange ke luar negeri udah kayak keluar kota aja. Sementara kita keluar kota aja susah. Orang lain kok gampang aja ngalir rezekinya sementara kita susah. Sssttt,… rasa cemburu kita bisa menjadi iri dan dengki tatkala tak bisa kita kendalikan. Rasa cemburu kita dengan pencapaian orang lain dapat menyakiti diri sendiri jika tidak bisa kita tundukkan. Maka, jagalah ia agar tetap berada di batas aman sehingga yang muncul di pikiran kita hanya “hebatnya dia, aku pasti juga bisa seperti itu jika lebih giat berusaha!”.
Pahamilah bahwa jalan hidup setiap orang itu berbeda dan setiap kejadian pasti memiliki hikmah
Apa iya kehidupan itu tidak adil? Nyatanya keadilan tidak bisa dinilai secara kuantitatif. Sebagai misal jika adik yang sekolah SD dikasih ibu jajan 5 ribu rupiah, masa kakak yang kuliah juga harus dikasih 5 ribu rupiah biar adil?
Ada tipe keadilan lain di dunia ini, yaitu keadilan kualitatif. Di mana keadilan itu disesuaikan dengan objeknya. Dengan dasar itulah kita sehendaknya berpikiran positif bahwa jalan hidup setiap orang berbeda dan setiap kejadian pasti memiliki hikmah. Setiap usaha pasti punya hadiah. Siapa yang menanam dialah yang akan memetik.
Boleh jadi menurutmu mereka bahagia, tapi yang lebih tahu kehidupan mereka bukan kamu, tapi mereka sendiri
Seorang petani melihat pesawat yang terbang tinggi. Petani itu berpikir enak kali ya jadi pilot, gaji besar, setiap hari kian kemari. Tapi di lain sisi, si pilot justru berpikir sebaliknya: enak kali ya hidup sederhana di kampung, bertani dan berkebun dan bisa bercengkrama setiap hari dengan keluarga.
Yang paling tahu dengan kehidupan seseorang adalah orang itu sendiri. Orang lain boleh menilai seperti apapun tapi seringkali sesuatu tidak seperti yang terlihat.
Pun jika usahamu belum sampai, percayalah bahwa reward yang akan kamu dapatkan lebih wah dari apa yang lebih dulu orang lain raih
Tatkala kamu mulai merasa lelah dengan usaha yang sudah kamu lakukan karena menurutmu usaha itu tidak membuahkan hasil, jangan berpikiran negatif kalau usaha keras yang telah kamu lakukan itu sia-sia. Menarik tali pukat jauh lebih berat dibanding tali pancingan. Jangan pedulikan orang lain yang sudah berbahagia atas buah usahanya, kamu hanya perlu terus berjuang dan berdoa agar suatu hari kamu meraih hasil yang sepadan dengan apa yang sudah kamu usahakan.
Bisa jadi kita terlalu pongah dalam menetapkan standar harga kebahagiaan
Seringkali kita tidak bahagia bukan karena kehidupan tidak memihak kepada kita, justru sebaliknya kita lah yang mematok standar terlalu tinggi untuk sebuah kebahagiaan. Sejatinya kebahagiaan itu amatlah sederhana, maka jangan diperumit. Orang lain berhasil mencapai sesuatu barangkali karena ia berhasil menempatkan dengan tepat target yang ingin ia tuju. Berusahalah untuk rendah hati agar kebahagiaan dan pencapaian tak enggan menghampiri.
Teruslah berusaha dan berbuat baik, sebab kita tidak tahu kebaikan mana yang akan mendatangkan keberkahan
Setiap kebaikan yang kita lakukan sebenarnya adalah untuk diri kita sendiri. Kebaikan-kebaikan yang kita lakukan akan memberi keberkahan tersendiri. Tergantung niat yang kita tanam sebelum melakukannya. Dan, usaha-usaha pun seperti itu. Teruslah berusaha semampumu dan berbuat baiklah, sebab kita tidak tahu kebaikan mana yang mendatangkan keberkahan dan membuka pintu rezeki.
Jadikan rasa cemburu itu sebagai pemacu, agar kamu lebih bersemangat dalam berusaha, karena setiap manusia memiliki hak dan kewajiban yang sama
Cemburu itu wajar. Wajar karena setiap kita punya asa. Setiap kita punya harapan. Setiap kita punya bayangan ideal yang selalu kita dambakan. Hanya saja, kamu perlu mengelola rasa cemburu itu dengan baik dan menjadikannya sebagai pemacu dan pemicu. Agar semangatmu dapat berkobar dan setelahnya dapat sekuat tenaga berikhtiar.
Baca juga : 7 Keuntungan Kuliah Jauh dari Orang Tua
Cemburu dengan pencapaian orang lain tidaklah masalah. Terkadang rasa cemburu itu justru membuat kita menjadi lebih baik. Rasa cemburu dapat memacu kita untuk berlomba dalam hal kebaikan. Sebagaimana Umar bin Khattab ra dan Abu Bakar ra, yang ketika Umar menyedekahkan setengah hartanya, Abu Bakar yang “cemburu” malah menyedekahkan seluruh hartanya. Dan berbahagialah jika kamu mampu mentransformasikan energi cemburu itu menjadi energi untuk lebih memperbaiki dirimu.